Senin, April 06, 2009

The Tragedi .

Sudah seminggu lebih, berita di televisi banyak yang menayangkan tentang tragedi bencana alam di Situ Gintung yang berada di daerah Tangerang Banten. Tanggal 27 Maret 2009 pagi, sekitar subuh, suara gemuruh air tiba-tiba terdengar, tanggul situ gintung bobol. Dua juta meter kubik air di situ warisan Belanda ini tumpah. Deras. Menerjang permukiman warga. Serta merta sebagian orang segera berlari menyelamatkan diri masing-masing. Air yang bergemuruh, menghempas, dan menghancurkan rumah-rumah warga merendam areal seluas 10 hektare di bawahnya.

Naas, banyaknya korban dikarenakan mereka masih banyak yang tertidur lelap. Menurut sumber, bencana ini telah menelan korban kurang lebih sebanyak 100 jiwa dan 70 lainnya masih dalam pencarian. Sungguh tragis, mengingat bahwa lokasi kejadian dulunya adalah salah satu obyek wisata yang cukup dibanggakan.
Banyak pihak yang menyalahkan atas kurangnya kinerja pemerintah dalam menangani masalah sperti ini. Memang, beberapa keterangan di lapangan menjelaskan bahwa adanya kurang terawatnya lokasi. Seperti yang dikemukakan oleh ahli hidrologi dari BPPT, Sutopo Purwo Nugroho, menemukan adanya kerusakan tanggul sejak Desember 2008.
Pitoyo Subandrio, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, mengatakan, jebolnya tanggul akibat bencana alam. Yakni turunnya curah hujan selama sekitar lima jam membuat permukaan air naik secara signifikan yang tidak mampu ditahan pelimpah atau spillway. "Karena terjadi limpasan, spillway tak mampu lagi menahan karena hanya didisain untuk kapasitas tertentu," kata Pitoyo
Tragedi ini menyisakan duka yang mendalam bagi korbannya. Pascajebolnya tanggul, banyak warga yang trauma. Sebagian dari mereka meminta relokasi atau pemindahan tempat tinggalnya. Apalagi, 70 persen warga ternyata mengantongi sertifikat tanah. Pemerintah berencana menata kembali kawasan di sekitar situ gintung. Termasuk membangun secara permanen kembali tanggul yang jebol.
Tetapi ada satu hal yang menarik perhatian bagi saya, masjid yang berada di sekitar lokasi kejadian masih tetap berdiri kokoh meski rumah dan gedung sekitarnya sudah luluh lantak semua. Hal ini pula mengingatkan kita semua dengan bencana tsunami yang terjadi beberapa tahun yang lalu di Aceh. Mungkin kejadian ini adalah salah satu peringatan bagi semua umat untuk lebih beribadah lagi dan selalu ingat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Maka, anggaplah sebagai suatu pelajaran bagi kita. Agar kita lebih berserah diri kepada yang Maha Kuasa dan nantinya pemerintah kedepannya bisa dimaksimalkan lagi kinerjanya. Terlebih, bentar lagi kita akan mengahadapi pemilu legislatif. Mari kita buka lembaran baru untuk lebih bekerja keras demi kemajuan bangsa dan negara . Semangat !!!



0 komentar: