Mungkin memang saya tak begitu mengerti pasti bagaimana awalnya hingga tercetus perang berkepanjangan dan memakan banyak korban. Mungkin memaang banyak pertimbangan bagi kedua negara tersebut [tidak bermaksud memihak maupun menyinggung] sehingga akhirnya tercetuslah konflik antar mereka.
Menurut sumber yang saya baca [wikipedia] sejak PBB memutuskan wilayah sekitar tahun 1947, pada tanggal 4 Mei 1948 Israel mengumunkan bahwa dirinya adalah negara Yahudi, dan Inggris keluar dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh genderang perang melawan Israel. Bahkan sekitar tahun 1964 Palestina mendirikan PLO yaitu organisasi yang tujuannya menghancurkan Israel. Kemudian adapula 13 September 1993. Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai".
28 September 1995. Implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.
Adapula kejadian saat israel membuka terowongan Al Aqsa sekitar September 1996. Kerusuhan terowongan Al-Aqsa yang menuju Masjidil Aqsa [salah satu tempat suci bagi umat muslim] untuk memikat para turis, yang justru membahayakan fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan korban jiwa, namun akhirnya Israel mau menarik diri dari wilayah Hebron tepi barat.
Berbagai cara perdamaian telah diberlakukan. Namun hingga sekarang masih berlanjut, seperti yang kita ketahui sejak beberapa minggu lalu, kurang lebihnya sekitar tanggal 26 Desember 2008 Israel menyerang Jalur Gaza wilayah Palestina. Sejak awal Israel melancarkan Operasi Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan. Meski malam sangat gelap, suara tembakan serta bom dan teriakan warga begitu ramai. Dan menurut sumber saya yang lain [Jawa Pos] Ribuan pasukan infanteri didukung ratusan tank, artileri, helikopter, dan pesawat tempur melintasi perbatasan pada malam hari Sabbath (hari suci bangsa Yahudi). Para agresor itu langsung disambut tembakan meriam dan lontaran roket dari pejuang-pejuang Hamas. Direktur Rumah Sakit Al Shifa di Gaza yang juga Deputi Menteri Kesehatan Hamas Hasan Alaf mengatakan, pada jam-jam pertama invasi Israel tercatat 20 orang tewas. Sedangkan jumlah korban tewas sejak agresi Israel dimulai delapan hari lalu mencapai 500 orang lebih, dengan 100 di antaranya warga sipil. Jumlah akurat korban dari kedua pihak memang masih simpang siur.
Hingga saya menulis posting ini pasti sudah banyak sekali korban yang berjatuhan. Sungguh miris mendengarnya, terlebih saat adanya penyerangan di RS anak di Gaza yang pastinya banyak melukai wajah-wajah yang tak berdosa yang tak tahu apa-apa.
Inilah cuplikan kisah tragis [menurut saya] yang pasti membutuhkan uluran tangan kita, membutuhkan bantuan kita untuk menciptakan suatu perdamaian bersama. Apakah teman-teman ingat akan dasar negara kita bahkan pada pembukaan UUD 45 tertulis keinginan bangsa kita Indonesia untuk menciptakan perdamaian di seluruh dunia.
Mungkin banyak dati kalian yang mungkin bingung apa yang harus dilakukan, tadinya begitu pula dengan saya, tapi walaupun begitu, jangan menyerah begitu saja. Mungkin memang kita belum bisa ikut perang disana, namun kita setidak-tidaknya dapat mengirimkan doa bagi korban-korban yang ada dan semoga perang tersebut segera usai agar tidak menimbulkan tangisan dimana-mana. Kita semua pasti takkan mau melihat setiap hari langit Palestina maupun Israel menjadi gelap akibat bom dan hujan tembakan dimana-mana juga.
Selain itu kita juga dapat menggerakan hati orang-orang sekitar kita setidaknya untuk merasakan penderitaan saudara kita yang menjadi korban. Saya juga berterima kasih bagi seluruh pihak yang sudah perhatian pada saudara-saudara kita, juga pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena menurut sumber saya lagi, "Presiden memanggil Duta Besar Palestina di Jakarta Fariz Al Mehdawi ke Kantor Presiden. SBY meminta penjelasan langsung terkait perkembangan terkini di Palestina.
Dalam pertemuan itu, SBY berjanji untuk terus berkontribusi secara aktif di bidang diplomasi dan politik agar masalah yang dihadapi Palestina bisa segera diselesaikan. "Indonesia akan mendesak PBB serta Dewan Keamanan PBB untuk, meskipun Indonesia tidak menjadi anggota lagi sejak minggu lalu, betul-betul mengeluarkan resolusi agar dilakukan gencatan senjata di Palestina," kata SBY setelah pertemuan dengan Fariz kemarin.
Mehdawi dalam pertemuan itu mengungkapkan rasa terima kasih kepada Indonesia karena telah memberikan segala macam bantuan kepada Palestina. Mehdawi juga berharap agar Indonesia mengambil peran penting dalam menghentikan serangan Israel ke Palestina."
Nah teman-teman sekalian, bercermin dari kasus diatas, mari kita semua tanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi negara tercinta kita semua Indonesia, dan kita bantu saudara-saudara kita yang menangis disana. Ciptakan Kedamaian Dunia bersama.
0 komentar:
Posting Komentar